Sabtu, 10 Desember 2016

Makalah Akuntansi Pondok Pesantren



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pondok pesantren merupakan lembaga atau organisasi nirlaba dalam bidang pendidikan agama islam. Pondok pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan dalam satuan pendidikan luar sekolah yang dilembagakan. Dalam pondok pesantren tentunya tidak akan terlepas dari pengelolaan keuangan yang menuntut kemampuan pondok pesantren untuk merencanakan, melaksanakan, dan  mengevaluasi serta mempertanggung jawabkannya secara efektif dan transparan.
Dalam hal ini, pondok pesantren sangat membutuhkan laporan keuangan yang secara periodik dapat dicatat dan dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan atau laporan akuntansi. Akan tetapi, karakteriktik akuntansi pondok pesantren ini berbeda dengan akuntansi bisnis yang berjalan di berbagai perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur.  Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa aspek dan karakteristik tentang akuntansi pondok pesantren.
B.     Landasan Teori
  1. Pengertian Akuntansi
Beberapa definisi akuntansi adalah :
a.       Akuntansi sebagai seni (art) dalam pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang secara umum bersifat keuangan.
b.      Akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa. Dalam hal ini akuntansi berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan piliham-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
c.       Menurut American Accounting Information (AAA), akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunkan informasi tersebut.
            Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklarifikasi, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
  1. Pengertian Pondok Pesantren
Secara bahasa pondok berasal dari bahasa Arab “funduq” yang artinya ruang tidur atau asrama. Dan menurut istilah pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan islam untuk mendalami ilmu tentang agama islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri mengaji atau tempat murid-murid belajar mengaji.
  1. Pengertian Akuntansi Pondok Pesantren
Akuntansi pondok pesantren adalah sebuah sistem pencatatan keuangan dan transaksi-transaksi yang terjadi selama satu periode akuntansi yang terjadi di pondok pesantren. Informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak yang sedang membutuhkan.








BAB II
 PEMBAHASAN
Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga atau organisasi pasti membutuhkan sebuah pencatatan guna untuk melaporkan data-data keuangan pesantren berupa asset, likuiditas, dan lain sebagainya. Akan tetapi laporan keuangan dalam organisasi ini berbeda dengan laporan keuangan organisasi bisnis seperti dalam perusahaan dagang, jasa, ekstraktif maupun manufaktur. Perbedaan ini terletak pada orientasinya. Organisasi bisnis katakanlah perusahaan akan berorientasi kepada keuntungan, profit, atau laba. Sedangkan dalam menjalankan kegiatannya, pondok pesantren tidak berorientasi kepada keuntungan, profit dan juuga laba akan tetapi berorientasi sosial, lingkungan dan kemaslhatan masyarakat. Maka pondok pesantren digolongkan sebagai organisasi nirlaba.
Istilah nirlaba terdiri dari dua kata yaitu nir dan laba. Nir yang berari tidak dan laba yang berarti keuntungan. Nirlaba berarti segala sesuatu yang sifatnya tidak mengutamakan perolehan keuntungan. Organisasi nirlaba semata-mata untuk mencapai tujuan tertentu dan biasanya berorientasi pada kepentingan sosial masyarakat.
Organisasi nirlaba seperti pondok pesantren meski tidak berorientasi kepada keuntungan harus tetap dikelola dengan baik. Beberapa perbedaan laporan keuangan pondok pesantren (organisasi nirlaba) dan perusahaan (organisasi bisnis) antara lain :
  1. Cara memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas operasinya. Pondok pesantren memperoleh sumber daya dari sumbangan, wakaf, hibah tanpa adanya penegembalian dari donasi tersebut. Sedangkan perusahaan memperoleh sumber daya dari harta pemilik, saham, investasi, hutang bank dan sebagainya.
  2. Dalam kegiataannya yang tidak mengutamakan keuntungan, pondok pesantren tidak mengalami defisit. Dan apabila memperoleh surplus, surplus tersebut akan dikontribusikan ke warga pesantren. Sedangkan pada perusahaan bisnis segala keuntungan untuk memperkaya pemilik perusahaan tersebut.
  3. Dalam pondok pesantren tidak ada laporan laba rugi, namun laporan ini dapat dianalogikan dengan laporan aktivitas. Informasi sentral dalam laporan laba rugi umumnya terletak pada komponen laba atau rugi yang dihasilkan organisasi bisnis dalam satu periode. Sedangkan informasi sentral dalam laporan aktivitas terletak pada perubahan asset neto yang dikelola oleh pondok pesantren.
  4. Pondok pesantren tidak mempunyai laporan perubahan modal layaknya organisasi bisnis.
Berikut langkah-langkah menyusun laporan keuangan dalam pondok pesantren :
  1. Mengidentifikasi akun-akun berkaitan dengan transaksi yang terjadi di pondok pesantren.
Akun-akun yang terdapat di pondok pesantren antara lain :
a.       Aktiva
-          Kas, yang berasal dari dana syahriah santri yang digunakan untuk operasional pesantren
-          Gedung
-          Kendaraan, misal sepeda motor, mobil, ambulan, dan lain-lain
-          Tanah
-          Perlengkapan, misal alat tulis kantor
-          Peralatan, misal komputer, printer, alat-alat masak
-          Asset pesantren
b.      Kewajiban
c.       Modal
-          Modal pemilik pesantren
d.      Pendapatan
-          Penjualan
-          Wakaf
-          Hibah
-          Sumbangan dari donator
e.       Beban-beban
-          Beban listrik, air dan telepon
-          Beban pajak
-          Beban administrasi
-          Beban perlengkapan
-          Beban peralatan
-          Beban penyusutan
-          Beban konsumsi
-          Beban gaji pegawai
-          Beban transportasi
-          Beban lain-lain.
  1. Membuat jurnal umum sesuai dengan transaksi yang terjadi secara sistematis dan kronologis serta pengaruhnya terhadap akun yang lain sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Pencatatan ini dilakukan berdasarkan dengan bukti-bukti transaksi yang ada.
  2. Memposting atau memindahbukukan semua transaksi yang terjadi kedalam buku besar.
  3. Pembuatan neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar seluruh akun dengan mencatat di debet dan di kredit untuk setiap transaksi selama satu periode akuntansi.
  4. Pembuatan laporan keuangan
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi nirlaba termasuk pondok pesantren diperlukan 4 jenis laporan keuangan yaitu sebagai berikut :
  1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai asset, kewajiban, dan asset bersih dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
  1. Laporan aktivitas
Laporan ini bertujuan menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset bersih, hubungan antar transaksi dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai kegiatan. Secara umum, ketentuan dalam laporan aktivitas adalah sebagai berikut :
-          Pendapatan disajikan sebagai penambah asset bersih
-          Beban disajikan sebagai pengurang asset bersih
-          Sumbangan disajikan sebagai penambah asset bersih
  1. Laporan arus kas
Laporan arus kas bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas ini dibuat dengan metode langsung dan tidak langsung.
 Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan arus kas adalah sebagai berikut :
-          Arus kas dari aktivitas operasi, umumnya berasal dari sumbangan, dan dari perubahan atas asset lancar dan kewajiban yang berdampak pada kas.
-          Arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan asset tetap terhadap kas. Misalnya pembelian peralatan dan penjualan tanah.
-          Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari donator yang penggunaanya dibatasi untuk jangka panjang
  1. Catatan atas laporan keuangan
Menurut PSAK, catatan atas laporan keuangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan dan harus diungkapkan dalam pendapat auditor kecuali secara khusus dimasukkan.
  BAB III
PENUTUP
Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan islam yang didalamnya tidak akan telepas dari pengelolaan keuangan. Pondok pesantren merupakan organisasi nirlaba yang dalam pencatatan keuangannya berbeda dengan organisasi bisnis lainnya.
Adapun laporan yang biasa digunakan dalam organisasi pondok pesantren adalah sebagai berikut ;
  1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
  2. Laporan aktivitas
  3. Laporan arus kas
  4. Catatan atas laporan keuangan












DAFTAR PUSTAKA
Ikatan akuntan indonesia, 2009, Standar akuntansi keuangan, badan standar akuntansi keuangan, Jakarta
PSAK NO 45, 1998, Pelaporan keuangan organisasi nirlaba, IAI, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar